Kamis, 23 Juni 2011

Pemerintah Australia Bantu 1.500 Sekolah Islam di Indonesia

JUNE2011

Pemerintah Australia Bantu 1.500 Sekolah Islam di Indonesia

PADANG, RIMANEWS - Pemerintah Australia telah membantu sedikitnya 1.500 sekolah tingkat menengah berbasis Islam di Indonesia untuk pencapaian standar internasional. Hal ini disampaikan Duta Besar Australia untuk Indonesia, Greg Moriarty, pada peresmian gedung SDN 02 Kajai, Kecamatan Pariaman Timur, Kota Pariaman, Sumbar, Rabu.
Gedung SDN 02 Kajai dibangun kembali pascagempa bumi 30 September 2009, atas bantuan pemerintah Australia dan Amerika Serikat yang bekerja sama dengan pemerintah Indonesia untuk nilai Rp1,6 miliar. Peresmian gedung sekolah ramah gempa itu juga diikuti Dubes Amerika Serikat, Scott Marciel; Dirjen Pendidikan Dasar Kementerian RI, Prof Suyanto; dan Wakil Gubernur Sumbar, Muslim Kasim; serta jajaran Muspida Pemko Pariaman.
Menurut Greg, bantuan untuk peningkatan kapasitas sekolah Islam dalam mencapai akreditasi standar Internasional itu sebagai bentuk komitmen dari pemerintah Australia terhadap pendidikan di Indonesia. Namun demikian, Dubes Australia tidak menyebutkan dimana saja daerah yang sekolah Islam-nya dibantu dalam peningkatan akreditasi itu.
Greg kesempatan itu, juga menyampaikan untuk tingkat Perguruan Tinggi (PT), pemerintah Australia memberi 400 peluang untuk anak bangsa Indonesia melanjutkan pendidikan ke Australia. "Mudah-mudahan siswa yang dibangunkan gedung sekolah oleh Australia di Pariaman dan Sumbar, bisa melanjutkan study pada masa mendatang ke Australia," katanya.
Dubes Australia mengatakan, setidaknya dalam kurun waktu lima tahun terakhir telah terbangunnya sekitar 2000 ruang belajar atau sekitar kapasitas 330 ribu bangku belajar. Pihaknya selain membangunkan kembali 39 unit gedung sekolah yang rusak akibat gempa di Sumbar, juga memberikan pelatihan peningkatan kapasitas tenaga guru, siswa dan kepala sekolah.
Program pelatihan yang diberikan berkaitan dengan manajemen kebencanaan, manajemen administasi dan manajemen program strategis. "Kami berterima kasih atas kerja sama dengan pemerintah pusat, pemerintah daerah di Sumbar dan Pariaman, karena sudah berlangsung dengan baik dan ke depan diharapkan bisa lebih erat lagi. Kami banyak bejalar dari masyarakat daerah ini," katanya mengakhiri.(yus/rep)

continue reading

Di Kepri, 656 Siswa SMP Tidak Lulus!

JUNE2011

Di Kepri, 656 Siswa SMP Tidak Lulus!

BATAM, RIMANEWS - Tingkat kelulusan siswa tingkat sekolah menengah umum (SMP) dan Madrasah Sanawiyah di Kepri yang mengikuti ujian nasional (UN) 2011 mencapai 96,68%. Tahun ini terdapat  656 siswa yang tidak lulus.
Kabid Pendidikan Dasar Disdik Kepri Atmadinata mengatakan tingkat kelulusan kali ini sudah termasuk baik. Ia mengatakan jumlah siswa SMP dan MTs yang mengikuti UN 2011 di Kepri 19.776 siswa. "Ada peningkatan 14,04% dibandingkan kelulusan 2010 yang hanya 82,64% saja," katanya mengutip mediaindonesia, Minggu (5/6).
Menurut dia, untuk SMP, persentase kelulusannya 96,57% dan MTs 97,60%. Ia menambahkan nilai rata-rata kelulusan mata pelajaran Bahasa Indonesia 7,24, Bahasa Inggris 7,20, Matematika 6,83, dan IPA 7,00.
Sedangkan untuk per kabupaten/kota, katanya, persentase kelulusan tertinggi SMP/MTs diraih oleh Kabupaten Bintan. Menyusul Kota Batam, Karimun, Lingga, Anambas, Natuna, dan Kota Tanjungpinang. Sedangkan jumlah siswa SMP yang paling banyak tidak lulus adalah dari Ibu Kota Provinsi Kepri Tanjungpinang yaitu sekitar 321 orang.
Pengamat pendidikan Kota Batam Syarifuddin mengatakan angka tingkat kelulusan untuk daerah ini sudah baik namun perlu ditingkatkan pada tahun depan. Ia juga mengatakan banyak sekali siswa SMP dan MTs yang mengikuti UN pada tahun ini cukup tertekan dengan beban yang diberikan sekolah mereka masing-masing.
"Pihak sekolah mungkin mau menggenjot tingkat kelulusan di sekolahnya, akibatnya tidak sedikit siswa tingkat SMP dan MTs di Batam stres dan ini seharusnya menjadi perhatian pihak Disdik Kepri. Sebab, tidak ada gunanya tingkat kelulusan tinggi jika siswa-siswa di Kepri tertekan dengan teknik menggenjot tingkat kelulusan tersebut," katanya.(ian/MI)

continue reading

UJIAN SEKOLAH DALAM PENCARIAN SISTEM PENDIDIKAN INDONESIA YANG IDEAL

JUNE2011

UJIAN SEKOLAH DALAM PENCARIAN SISTEM PENDIDIKAN INDONESIA YANG IDEAL


Dari waktu ke waktu pencarian sistem pendidikan Indonesia seakan tak pernah usai, sejak 1946 kurang lebih sepuluh kali perubahan kurikulum pendidikan kita. Mulai dari kurikulum 1946, kurikulum 1984, KBK dan KTSP. Setiap pergantian menteri pendidikan bisa di pastikan akan berganti kebijakan mengenai sistem pendidikan. Perubahan demi perubahan sudah dilakukan untuk menemukan formula yang tepat untuk menghasilkan out put pendidikan yang berkualitas.
Salah satu barometer kualitas pendidikan Indonesia adalah ujian nasional dan ujian sekolah. Ujian sekolah dilaksanakan menurut kebijakan sekolah masing-masing. Diknas sebagai lembaga pemangku otoritas pendidikan Indonesia. Semua yang berkaitan dengan sistem pendidikan dan kebijakan pemerintah yang berhubungan dengan pendidikan berada di tangan diknas. Maka dari itu, semua sekolah yang berada dibawah naungan departemen pendidikan nasional harus sesuai dengan kebijakan diknas. Salah satunya adalah mengenai ujian sekolah dan ujian nasional.
SMP dan SMA Al Ashriyyah Nurul Iman sebagai salah satu lembaga pendidikan yang bernaung pada diknas, sedang melaksanakan ujian sekolah baik tingkat SMP maupun SMA. Sekitar seribu siswa SMP & SMA dalam beberapa hari ini memeras otak menghadapi soal-soal ujian sekolah. Ujian sekolah sebagai tolak ukur dalam pengevaluasian hasil belajar selama tiga tahun di masing-masing tingkatan. Evalusi ddalam proses belajar mengajar merupakan bagian yang tak terpisahkan. Mengutip pendapat Mehrens dan Lehmann (1978:10) “to teach without testing is unthinkable “ -mengajar tanpa melakukan tes tidak masuk akal-. Karena evalusi menpunyai fungsi :
v untuk mengetahui kemajuan, perkembangan, dan keberhasilan siswa setelah melakukan kegiatan belajar selama waktu tertentu.
v Untuk mengetahui tingkat keberhasilan program pengajaran.
v Untuk keperluan bimbingan dan konseling (BK).
v Untuk keperluan pengembangan dan perbaikan kurikulum sekolah yang bersangkutan (Drs. M. Ngalim Purwanto,MP: Prinsip-prinsip dan Teknik Evalusi Pengajaran;2009.hal.5)
Berdasarkan tujuan di atas , Maka SMA Al Ashriyyah Nurul Iman sebagai lembaga pendidikan yang berada dibawah naungan diknas telah melaksanakan ujian sekolah ( US ) pada tanggal 19 Maret 2011. Sebanyak tujuh ratus tiga belas siswa SMA Al Ashriyyah Nurul menjadi peserta dalam ujian sekolah itu. Sedangkan untuk tingkat SMP dimulai pada hari senin 28 Maret 2011, dengan peserta ujian sebanyak empat ratus tiga belas. Ujian sekolah SMP dan SMA Al Ashriyyah Nurul Iman tahun ini adalah kali kedua sejak berpindah status dari depag ke diknas.

continue reading

SDN & SMP Gratis Diknas Larang Pungutan PSB

JUNE2011

SDN & SMP Gratis Diknas Larang Pungutan PSB

KRC,MALANG -
Diknas Kota Malang mengingatkan agar guru dan kepala Sekolah Dasar Negeri (SDN) dan SMP Negeri se-Kota Malang tidak memungut sesen pun dalam kegiatan penerimaan siswa baru (PSB) yang dibuka 1 Juli nanti. Bahkan, diknas tetap melarang meski hanya sekadar menghembuskan isu atau minta orang tua siap-siap dana sekian rupiah.

"Khusus SDN, jangan sampai sekolah atau guru menakut-nakuti calon wali murid dengan tarikan. Kalau sampai ada, tolong catat nama dan sekolahnya, lalu laporkan ke kami. Telepon kami di 551 333 untuk pengaduan," seru Kasi Kurikulum Dikdas Diknas Kota Malang Suwarjana, kemarin.

Menurut Suwarjana, dari 200-an sekolah negeri, yang berhak memungut dana partisipasi di awal (sebelum masuk sekolah) adalah sekolah RSBI (Rintisan Sekolah Berstandar Internasional). Di Kota Malang, ada tiga RSBI. Yakni SDN Kauman 1, SDN Internasional Tlogowaru, dan SDN Tunjungsekar 1. "Yang lainnya adalah SD negeri reguler. Mereka terikat peraturan reguler," ungkap Suwarjana.

Mekanisme seleksi yang diterapkan SD negeri juga tidak boleh mengarah pada pertimbangan berapa besar sumbangan calon wali siswa. Karena itu, sekolah tidak perlu mewawancarai orang tua siswa. Cukup dalam proses seleksi, guru mewancarai calon muridnya. "Yang sekolah itu siapa? Orang tua atau anaknya. Kalau yang sekolah anaknya, cukup anaknya yang diwawancarai," ujar pejabat asal Jogja ini.

Menurut Suwarjana, di banyak sekolah, memang ada yang memerlukan tambahan dana. Itu tidak dipungkiri. Karena itulah, sekolah harus belajar mengelola masyarakat untuk bisa ikut memajukan mutu sekolahnya.

Mengelola masyarakat itu dilakukan dengan intensifikasi komunikasi antar-orang tua dan guru. Juga dengan transparansi dan paparan logis. Sehingga sekolah dan guru tidak mirip tukang todong. "Silakan dirapatkan dengan baik kalau mau mengali dana partisipasi. Rapatnya pun setelah anak diterima. Sekolah harus memperbaiki cara menggali partisipasi. Jangan main pungut sana sini," katanya.

Sementara, Kadiknas Kota Malang Shofwan menegaskan bahwa SD dan SMP gratis. Jangan sampai ada yang memungut di awal PSB. Itu adalah kebijakan pemerintah untuk memperbaiki mutu pendidikan. Tata kelola keuangan diatur lebih baik sehingga apabila ada dana partisipasi masyarakat, penggunaannya harus fokus. Yakni fokus meningkatkan mutu pendidikan. "Harus bisa ngaturnya. Masa gak bisa. Dana BOS itu cukup. Masih susuk-susuk (lebih)," ujar Shofwan.

Terkait dengan perintah untuk membuat pengaduan, Shofwan mengatakan kalau ada yang dilaporkan, nanti akan dikroscek. Kalau laporannya benar, maka akan ada pembinaan.

Swasta Tak Dirugikan

Shofwan juga menegaskan, saat ini pemerintah memang sedang konsen untuk memberikan pendidikan lebih baik. Termasuk dengan membuat kebijakan 70 persen lulusan SMP masuk SMK dan 30 persennya masuk SMA. Dia juga mengatakan, kebijakan semacam itu sudah diketahui sekolah swasta.

Soal alasan kekurangan siswa, menurutnya, sebenarnya sekolah swasta tahun ini tidak dirugikan dengan kebijakan diknas. Karena, jika dibandingkan tahun lalu, pagu siswa yang diterima di sekolah negeri berkurang. Dengan demikian, para siswa yang tidak tertampung bisa berpeluang untuk masuk sekolah swasta.

Dia juga mengatakan, tidak semua sekolah swasta kekurangan siswa. Sekolah swasta yang baik justru kelebihan siswa dan penerimaan siswa baru (PSB)-nya justru mendahului sekolah negeri. Dia mencontohkan, SMA Dempo, Santo Yusup, SMK PGRI 3, SMK Telkom, dan sejumlah sekolah swasta yang bagus. "Saya kira masyarakat sudah mengerti mana sekolah yang cocok," ujar dia.

Bagaimana dengan sekolah swasta yang tidak mendapatkan siswa? Menurut Shofwan, sekolah itu harus memacu kualitas agar masyarakat bisa mempercayai dan menyekolahkan anaknya. Namun, jika tetap kekurangan siswa, dia mengusulkan agar sekolah-sekolah swasta yang mungkin bisa merger untuk melakukan merger. Hal itu dinilai lebih baik daripada bertahan dalam kondisi seperti saat ini.

Sementara, pemerhati pendidikan Kota Malang yang juga sekretaris I DPKM (Dewan Pendidikan Kota Malang) Soeparto mengatakan, aspirasi MKKS SMA/SMK swasta harus tetap ditampung. Menurutnya, satu hal yang harus dipahami bersama adalah tanggung jawab pemerintah terhadap dunia pendidikan. Sehingga, tidak salah jika kemudian pemerintah memfokuskan perhatian pada sekolah-sekolah negeri.

''Asal standar minimal pendidikan yang dicanangkan bisa terpenuhi, menurut saya, tidak masalah banyak siswa tersedot ke sekolah negeri," ungkap Parto, sapaan akrab Soeparto, kemarin.

Parto menjelaskan, sedikitnya ada delapan standar minimal pendidikan yang harus dipenuhi sekolah. Salah satunya, menerapkan aturan tentang rombel (rombongan belajar) atau jumlah siswa tiap kelas. Jika untuk RSBI aturan maksimalnya 24 siswa, maka aturan itu harus dilaksanakan. ''Silakan menerima banyak siswa. Tapi jangan sampai rombel diperbesar. Apalagi, kalau tujuannya hanya untuk menjaring block grant," kata dia.

Menurutnya, persoalan ini harus menjadi evaluasi bersama antara Diknas dan MKKS sekolah swasta. Sehingga, persoalan-persoalan seperti ini tidak akan mewarnai setiap proses PSB (penerimaan siswa baru) berlangsung. ''Dalam setiap kebijakan selalu ada pihak yang diuntungkan dan dirugikan. Kalau sekolah swasta merasa dirugikan, maka mereka harus introspeksi diri juga," ucap direktur kerjasama luar negeri UMM itu.

Karena faktanya, lanjut dia, sekolah-sekolah swasta dengan kualitas tinggi tetap menjadi jujugan siswa. ''Kalau masyarakat lebih memilih negeri, itu karena mereka menilai negeri lebih baik. Ini yang harus diperhatikan oleh swasta," tandasnya. (jj)

continue reading

Diknas Sultra Prediksi 10.000 Siswa SMP Terancam Tak Tertampung di SMA

JUNE2011

Diknas Sultra Prediksi 10.000 Siswa SMP Terancam Tak Tertampung di SMA

KENDARI, RIMANEWS - Kepala Dinas Pendidikan Nasional (Diknas) Sulawesi Tenggara (Sultra), Damsid, mengatakan, sekitar 10.000 siswa tamatan Sekolah Mengenah Pertama (SMP) di daerah ini, setiap tahun tidak tertampung di bangku sekolah SMA.
"Hal ini disebabkan karena lulusan SMP lebih besar dari lulusan SMA atau tamatan SMP tidak sebanding dengan jumlah kelas sekolah menengah atas (SMA) atau sederajat di daerah ini," kata Damsid, di Kendari, Selasa (14/6/2011).
Ia mengatakan, jika diasumsikan setiap kelas hanya menampung 40 siswa, maka di Sultra masih dibutuhkan 250 kelas SMA atau sederajat agar lulusan atau tamatan SMP setiap tahun bisa tertampung dibangku SMA.
"Inilah yang menjadi permasalahan kita di Sultra, bahwa lulusan SMP lebih besar dari SMA, sementara tidak didukung ketersediaan sarana dan prasarana ditingkatan SMA," ujarnya.
Menurut Damsid, kondisi itu menjadi kendala pemerintah Sultra dalam upaya perluasan akses pendidikan dengan cara pelaksanaan wajib belajar 12 tahun yang tidak didukung oleh ketersediaan sarana pada jenjang SMA.
Untuk mengatasi masalah itu, kata dia, maka pemerintah daerah mengeluarkan kebijakan untuk penambahan satu SMA atau sederajat pada setiap kecamatan di daerah ini.
"Di Sultra saat ini terdapat sekitar 200 kecamatan, sehingga kita akan bangun 200 SMA lagi, dengan harapan bisa menampung semua lulusan SMP yang kita lahirkan," katanya.
Menurutnya, dengan keterbatasan anggaran yang dimiliki daerah, maka pembangunan sekolah tersebut akan dilakukan secara bertahap yakni pembangunan ruang kelas belajar (RKB) secara bertahap dan terintegrasi dalam bentuk penyediaan angggaran yang bersumber dari pemerintah pusat, provinsi dan kabupaten/kota.
"Salah satu kebijakan lain adalah pelaksanaan proses pembelajaran kelas ganda karena keterbatasan anggaran untuk pembangunan RKB," kata Damsid.
Berdasarkan data kelulusan 2011, kata dia, jumlah tamatan siswa SMP/MTs mencapai 38.223 orang, sedangkan jumlah lulusan SMA sederajat mencapai 22.820 orang. [mam/kps]

continue reading

Program Pendidikan Kreatif Kembangkan Keterampilan Kewirausahaan dan Kemandirian Finansial Siswa

JUNE2011

Program Pendidikan Kreatif Kembangkan Keterampilan Kewirausahaan dan Kemandirian Finansial Siswa
1
Citi Peka dan Hope Worldwide Indonesia mengumumkan 10 guru aktivitas terbaik
Citi Success Fund 2010 (CSF)


Jakarta – Citi Success Fund mengumumkan 10 pemenang aktivitas terbaik CSF 2010 dari Jabodetabek, Bandung, Semarang, Surabaya, Medan dan Denpasar. Keberhasilan mereka karena program yang dijalankan dirasakan mampu menumbuhkan jiwa kewirausahaan pada siswa dan meningkatkan kemandirian keuangan pribadi.
Jumlah angkatan kerja di Indonesia terus mengalami kenaikan setiap tahunnya. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik dalam Berita Resmi Statistik No. 33/05/Th.XIII, 10 Mei 2010, jumlah angkatan kerja pada bulan Februari 2010 mencapai 116 juta orang, atau bertambah 2,26 juta orang dibanding pada pada bulan Februari 2009 sebesar 113,74 juta orang. Keadaan ini menimbulkan kepedulian CSF untuk menyumbangkan sedikit perannya dalam bidang pendidikan khusunya SMA untuk meningkatkan jiwa wirausaha pada siswa.
Topik “Kewirausahaan dan kemandirian finansial dipilih sebagai tema tahun ini karena kami melihat potensi besar pengembangan pemahaman kewirausahaan dan kemandirian finansial dimulai dari lingkungan sekolah,” ujar Ditta Amahorseya, Director – Country Corporate Affairs Head, Citi Indonesia,

Tigor Sihaan, Country Business Manager Citi Indonesia mengatakan “Kami berharap agar guru yang terpilih menjadi yang terbaik untuk terus mengembangkan kreatifitasnya dan dapat menjadi panutan bagi guru lain dan juga bagi sekolah mereka sehingga dapat memelopori metode pendidikan yang inovatif, kreatif, dan inspiratif untuk dapat membangkitkan wirausahawan-wirausahawan baru di masa mendatang.”
CSF merupakan salah satu inisiatif kemasyarakatan Citi Indonesia di bawah naungan Citi Peka yang berkolaborasi dengan Yayasan Hope Indonesia untuk menyediakan bantuan finansial kepada guru-guru SMA dalam menyelenggarakan program pengajaran kreatif mereka. Setiap tahunnya CSF mendorong guru-guru SMA untuk berkreasi dalam membuat kegiatan pembelajaran yang menarik bagi siswa dengan memberikan dana hibah untuk mewujudkan proposal kegiatan terpilih.
10 guru aktivitas terbaik Citi Success Fund 2010 telah terpilih setelah melalui seleksi dari 85 guru penerima dana untuk menerima hadiah berupa uang tunai sebesar Rp. 3.500.000,- + Laptop seharga 4.000.000,- bagi guru dan sebuah laptop seharga Rp. 7. 500.000,- bagi sekolah tempat guru mengajar.
Selain melalui situs interaktif www.aksiguru.org, program CSF juga dapat diakses melalui jejaring sosial, yaitu melalui Facebook (www.facebook.com/aksiguru) dan Twitter (@AksiGuru). Sejak diluncurkan tahun 2009, sarana-sarana online tersebut telah banyak membantu para guru dalam berbagi metode, materi dan ide mengajar yang dapat membantu siswa-siswi mereka menyerap materi pelajaran sekolah. Hingga kini, sebanyak 8.331 orang telah mengakses blog AksiGuru. Sementara itu, akun Facebook AksiGuru sendiri kini telah memiliki 1.465 fans.
###
Tentang Citi

Citi, perusahaan finansial terkemuka di dunia, memiliki sekitar 200 juta nasabah dan memiliki transaksi bisnis di lebih dari 160 negara dan yurisdiksi. Citi menawarkan beragam produk dan layanan finansial kepada konsumen, korporasi, pemerintahan dan institusi. Produk-produk tersebut, mencakup perbankan ritel dan kredit, perbankan korporasi dan investasi, perdagangan sekuritas, jasa transaksi, serta wealth management. Informasi lengkap dapat diperoleh di www.citigroup.com.
Citi Foundation berkomitmen untuk melakukan pemberdayaan ekonomi dan layanan perbankan yang terjangkau bagi individu dan keluarga yang membutuhkan, yang berada pada komunitas dimana kami bekerja sehingga dapat meningkatkan taraf hidup mereka. Secara global, tujuan Citi foundation adalah untuk memfokuskan pemberian dana pada beberapa bidang: keuangan mikro, pengembangan usaha, pendidikan bagi generasi muda dan mata pencaharian, serta kemampuan finansial dan pengembangan aset. Citi Foundation bekerjasama dengan beberapa partner dalam keungan mikro dan pengembangan usaha untuk mendukung berbagai program lingkungan dan inovasi. Informasi lengkap dapat diperoleh di www.citifoundation.com.

Tentang Hope Worldwide Indonesia

Hope Worldwide Indonesia merupakan afiliasi dari HOPE Worldwide, sebuah organisasi non-pemerintah (NGO) yang bersifat internasional. Organisasi ini melayani 1 juta publik per tahun di negara-negara berkembang seperti India, Kamboja, Rusia, Afganistan, Afrika Selatan, Nigeria, Filipina, Meksiko, Jamaika, Pakistan, Guatemala, Honduras, Bulgaria, Hongaria, serta negara-negara maju seperti Inggris, Singapura, Hongkong, USA, Kanada dan Australia. Hingga saat ini, terdapat 13 Center of HOPE di Indonesia yang melayani lebih dari 300,000 tiap tahun dan didukung oleh 60 karyawan tetap serta lebih dari 7.000 relawan. Sejak tahun pembentukannya pada 1994, HOPE worldwide Indonesia tetap berkomitmen membawa harapan serta mengubah kehidupan. Hope terbuka untuk bekerjasama dengan organisasi maupun individu yang memiliki visi yang sama.
Untuk informasi lebih lanjut hubungi:
Ditta Amahorseya

Director
Country Corporate Affairs Head
Citi Indonesia
Tel: (021) 5290-8327
Fax: (021) 5290-8303
ditta.amahorseya@citi.com

Charles Ham

Country Director

Hope Worldwide Indonesia
Tel: (021) 639-9266
Fax: (021) 601-0570
charles_ham@hopeww.org
Citi Success Fund 2010
Dukungan  finansial bagi guru SMA
Dalam mewujudkan  kreatifitasnya
Citi Success Fund (CSF) memberikan dana bagi guru SMA dalam mengembangkan aktivitas belajar mengajar yang kreatif dan menyenangkan bagi siswa. Program ini dilaksanakan oleh Hope worldwide Indonesia dan Citi Peka. CSF ini didanai oleh Citi Foundation.
CSF 2010 telah memilih 10 guru yang dinilai telah mengimplementasikan programnya dengan baik dan mendapatkan hadiah berupa cek sebesar Rp. 3.500.000,- + Laptop seharga 4.000.000,- bagi guru dan sebuah laptop seharga Rp. 7. 500.000,- bagi sekolah dimana guru tersebut mengajar.
Adapun 10 pemenang aktivitas terbaik csf 2010 adalah sbb :

1. Rulan Kis Rianto, SMA Jubilee Jakarta.
“Video Musik Fisika”
Video musik Fisika dibuat dengan tampilan video gambar berupa aksi para siswa dalam memperagakan materi pelajaran Fisika dengan menyanyikan lagu2 yang liriknya tentu berkaitan dengan fisika.
2. Dra. Sri Wahyuni, SMA Labschool Jakarta
“Amazing drink”
Keterampilan membuat minuman sehat yoghurt serta cara pemasarannya. Para siswa secara bergilir membuat dan memasarkan yoghurt.
3. Dra. Lusye St. S, SMAN 25 Bandung
“Pundi Tataboga Gaya Hidup Masa Depanku”
Pelajaran tata boga di SMAN 25 bertujuan untuk membantu siswa yang tidak dapat melanjutkan ke Perguruan Tinggi. Para siswa dilatih untuk menabung dan hasilnya digunakan sebagai modal usaha membuat produk sesuai kemapuan siswa
4. Tina Hendayani, SMAN 13 Bandung
“Sisa Uang Jadi Uang Saku Tambahan”
Banyak siswa yang mendapat uang saku bulanan namun belum dapat mengelolanya dengan biak. Dalam kegiatan ini para siswa  diajarkan cara mencatat segala pengeluaran dan dilatih untuk mengelola uang melalui usaha penjualan pulsa disekolah.
5. Drs. Sukaryana, SMA Institu Indonesia Semarang
“Dari Kain Perca Menuju Trend Dunia”
Kain perca diubah menjadi busana dan tas yang trendi bagi remaja masa kini lalu diadakan peragaan busana hasil dari kain perca tersebut. Siswa aktif dalam kegiatan mulai dari proses produksi, peragan busana, pengelolaan acara dan pemasaran.
6. Yustina Nunung S, S. Pd., SMA Sint Louis Semarang.
“Rambut Sehat, Wajah Segar”
Remaja suka tampil rapi dan menarik. Melihat peluang tersebut para siswa dilatih keterampilan dalam hal memotong rambut dan facial. Sebagai tempat praktek dibukalah sebuah salon di sekolah sebagai kegiatan wirausaha dari keterampilan yang sudah diajarkan

7. Shofi Ambari, S Pd, SMA Wijaya Putra Surabaya
“Kedai Aloevera”
Para siswa mengola aloevera menjadi bahan makanan siap saji yang sehat
seperti bakso aloevera, klepon aloevera dan nata de alovera. Para siswa menyususun srategi pemasaran dan bergantian menjalankan progam ini.
8. Drs. Samsudin, MM, SMAN 5 Surabaya
“Financial Integrity PT. ISI SAKUKU
Kegiatan ini diawali dengan menjelaskan perihal kewirausahaan dan keuntungan bagi siswa. Setelah itu para siswa melakukan SWOT analisis dan menyusun panitia untuk membuat proposal bisnis, penyusunan kerjasama, penjualan saham dan rapat umum pemegang saham.
9. Eni Muliawati, M Pd, SMAN 1 Galang.
“Matematikaku Harapan Masa Depanku”
Para siswa dibagi menjadi beberapa kelompok kecil dan diberi masalah tentang penerapan matematika program linier dengan menentukan wirausaha yang dipilih untuk mengelola lahan berdasarkan modal yang tersedia. Jenis usaha yang dipilih harus berbasis lingkungan dan memperhatikan pangsa pasar.
10. I Gusti Agung Widnyana, S Pd, SMAN 1 Sidemen Bali
“Penerapan Kewirausahaan Terpadu dengan Rontal”
Rontal merupakan bahan yang dapat dibentuk menjadi macam-macam produk bermanfaat yang dapat dipasarkan secara umum. Kewirausahaan terpadu seperti ini tentunya dapat membantu mencegah pengangguran bagi lulusan SMA sekaligus mendukung pembelajaran ekonomi.

continue reading

Perkaya Kurikulum Dengan Isu-Isu Dalam Education For Sustainable Development

JUNE2011

Berita Diknas: Perkaya Kurikulum dengan Pendidikan untuk Sustainable Development
Rekan guru sekalian,
berikut ini ada berita yang cukup menarik yang disadur dari situs Diknas, yang mungkin bisa menjadi bahan masukan bagi rekan-rekan semua. Selamat membaca!!

Perkaya Kurikulum Dengan Isu-Isu Dalam Education For Sustainable Development
13-01-2010 18:15:16
Jakarta, “Tidak usah terlalu mengubah-ubah kurikulum yang ada, tetapi dengan pemahaman mereka bisa membuat Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) menjadi kaya dengan isu-isu yang dibahas di dalam Education for Sustainable Development (pendidikan untuk pembangunan berkelanjutan),” kata Fasli Jalal selaku Wakil Menteri Pendidikan Nasional, usai membuka Sosialisasi Materi Ajar Climate4classrooms di Kementerian Pendidikan Nasional (Kemendiknas) , Jakarta, Rabu (13/01).
1263381726
Perubahan iklim merupakan salah satu yang dibahas dalam Education for Sustainable Development (pendidikan untuk pembangunan berkelanjutan) dengan tujuan untuk meningkatkan pemahaman cara mengatasi perubahan iklim dan meningkatkan hubungan serta jejaring sebagai upaya aksi nyata mitigasi dan adaptasi tentang perubahan iklim.
Fasli Jalal mengatakan, materi ajar perubahan iklim merupakan bagian Pendidikan Kependudukan dan Lingkungan Hidup (PKLH) yang telah ada. Menurut dia, guru memiliki peran vital dalam menyampaikan materi ini tanpa menjadikannya sebagai beban baru. “Ini bukan kurikulum baru, tetapi termasuk ke dalam apa yang sudah ada”, katanya.
Fasli menjelaskan bahwa materi yang diajarkan adalah isu besar di bidang ekonomi tentang kesadaran yang perlu diberikan kepada anak didik mengenai konsumsi dan produksi, hak-hak orang di sekitar lingkungan, menjaga lingkungan, hak ekonomi, dan pembatasan eksploitasi. Materi ini juga dapat diterapkan di mata pelajaran Biologi, Geologi, Antropologi, Sosiologi, dan Matematika.
Fasli menambahkan, materi ini juga bisa masuk ke dalam materi ajar muatan lokal. Dia mencontohkan, di Kabupaten Wakatobi, Provinsi Sulawesi Tenggara ada pelajaran mengenai pemeliharaan dan pemanfaatan sumber daya alam baik untuk pelestarian maupun untuk sumber ekonomi. “Orang-orang di sektor pendidikan memastikan pembelajaran, pendampingan, dan pemberian model-model di lapangan,” ujarnya.
Fasli mengatakan bahwa pelaksanaan program ini melibatkan 12 Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan (P4TK), 33 Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan LPMP), Kelompok Kerja Guru (KKG), Musyarawah Guru Mata Pelajaran (MGMP), Musyawarah Kerja Kepala Sekolah (MKKS), dan Musyawarah Kerja Pengawas Sekolah (MKPS). (AND) -Sidiknas-
Untuk pengaduan dan informasi lain dapat anda kirimkan melalui:
SMS : 0811-976-929
Fax : 021-5703337
Telp : 021-5707303
Surat : PO.BOX 4490
E-mail : aspirasi@diknas.go.id

continue reading